Rabu, 29 Maret 2017

TEKNIK PERAWATAN MESIN

1.1 Pengertian Teknik Perawatan
Teknik perawatan berasal dan kata maintenance engineering. Maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan sesuatu hal pada kondisi yang sempurna. Engineering dapat diartikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan pada praktek berupa perancangan, konstruksi dan operasi struktur, peralatan dan sistem. Dengan demikian teknik perawatan dapat diartikan sebgai penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna.
Kerusakan mesin dalam suatu instalasi industri dapat mengakibatkan masalah yang sangat besar dan sangat mahal. Untuk mengurangi masalah-masalah ini, maka perawatan dan perbaikan perlu diterapkan..

1.2 Tujuan Perawatan 
Secara umum perawatan mempunyai tujuan – tujuan yang menurut A. S Corder adalah untuk :
  1. Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian , pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat .
  2. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem .
  3. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan  
  4. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan dengan service dan perbaikan
  5. Memaksimalkan produksi dari sumber – sumber sistem yang ada .
  6. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses operasi.
  7. Menyiapkan personel , fasilitas dan metodenya .
  8. Agar  mampu mengerjakan tugas –tugas perawatan .
    ( A. S Corder , 92 , Hal ; 81 )
1.3 Konsep Perawatan
Dalam perkembangangannya sistem perawatan sudah banyak berbagai konsep yang sudah mulai diterapkan di berbagai perusahaan.Namun, terdapat dua konsep perawatan utama yang menjadi dasar dalam konsep perawatan modern, yaitu perawatan yang bersifat preventif dan perawatan yang berifat korektif.
Perawatan yang bersifat preventif terbagi menjadi dua bagian, yaitu On Condition  dan Pre Determined. On condition yaitu perawatan preventif yang biasa juga di sebut Predictive Maintenance, yang mempunyai cara kerja perawatan berdasarkan hasil dari analisa kondisi peralatan permesinan yang sedang berkerja lalu mulai di buat sebuah jadwal perawatan. Sedangkan Pre determined yaitu perawatan yang dilakukan berdasarkan penjadwalan yang sudah direncanakan.
Perawatan yang bersifat korektif juga terbagi menjadi dua, yaitu perawatan Immidiate dan Deffered. Perawatan yang bersifat Immidiate yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan ketika mesin telah rusak dan perbaikan harus segera dilakukan. Sedangkan perawatan yang bersifat deferred yaitu kegiatan perawatan yang juga dilakukan perawatan ketika mesin telah rusak namun masih bias untuk ditunda ataupun di tangguhkan terlebih dahulu.

1.3.1 Perawatan Korektif
Perawatan yang bersifat korektif merupakan perawatan yang dilakukan ketika terjadi kerusakan atau hambatan pada permesinan yang sedang produksi.Namun, perawatan korektif dapat meninjau terlebih dahulu.Dari tingkat kerusakan mesinnya, kerumitannya, harga sparepartnya, peranan dan resikonya dalam kerusakan suatu mesin dapat di golongkan menjadi tiga, yaitu critical, general purpose (Non-Critical), Essential (Potentially critical).
Kerusakan critical yaitu sebuah kerusakan yang harus di segerakan karena mempunyai sifat berbahaya, dapat mengganggu proses produksi, mempunyai biaya investasi yang mahal, biaya perbaikannya juga mahal, dan ketika dilakukan perbaikan membutuhkan waktu yang lama. Pada kerusakan critical maka membutuhkan perawatan korektif immediate, yaitu mendesak.
Kerusakan General purpose yaitu sebuah kerusakan yang tidak mendesak karena tidak berbahaya, tidak mengganggu proses produksi, investasi murah, perbaikan murah dan cepat, serta mempunyai unit cadangan. Sehingga pada kerusakan ini dilakukan perawatan korektif deferred, yaitu yang dapat di tangguhkan terlebih dahulu.
Kerusakan essential yaitu kerusakan yang komponennya seperti alat critical dan general purpose atau kerusakan ini merupakan perpaduan diantara keduanya.

1.3.2 Perawatan Preventif
Perawatan Preventif adalah kegiatan perawatan yang dilakukan secara teratur untuk mengurangi kemungkinan kegagalan/kerusakan atau penurunan kinerja dari peralatan/mesin.Sebagai langkah pencegahan untuk menghindari kerusakan fatal dari peralatan/mesin tersebut.
Kegiatan perawatan preventif berdasarkan waktu harus sudah di rencanakan terlebih dahulu oleh bagian perencanaan perawatan.Perencanaan perawatan diatur berdasarkan data standar life time komponen – komponen mesin atau peralatan tersebut atau berdasarkan riwayat suatu mesin terkait permasalahan yang sering terjadi dan jarak waktu rata-rata kegagalan pada mesin (MTBF/MTTR). Kegiatan perawatan preventif harus sesuai dengan penjadwalan, karena jika melewati dari jadwal yang telah di tentukan maka yang dikhawatirkan akan terjadi kerusakan mesin yang akan menambah cost perusahaan untuk produksi.
Kegiatan perawatan preventifon condition atau biasa yang disebut dengan predictive maintenance merupakan kegiatan perawatan yang sesuai dengan kondisi mesin ketika dilakukan monitoring dan diagnose kerusakan  oleh ahli. Perawatan preventif on condition cenderung bersifat efektif dan efisien karena kegiatan perawatan dilakukan ketika memang sudah saatnya dilakukan.Karena berdasarkan kondisi pada saat itu juga.Jadi, ketika ahli belum menemukan gejala kerusakan bisa dibilang permesinan dalam kondisi prima dan dapat terus berproduksi.

1.3.3  Perawatan reaktif
Perawatan ini merupakan perawatan tidak terencana  sehingga tidak ada jadwal perawatan atau pemeriksaan rinci terhadap mesin dan   tidak  ada upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi atau mencegah terjadinya kerusakan, mesin diperbaiki hanya bila terjadi kerusakan

1.3.4  Perawatan deteksi dini
Perawatan ini merupakan pengembangan lanjut dari perawatan pencegahan. Dalam hal ini kegagalan fungsi mesin dapat diketahui lebih awal dengan cara memonitor serta  menetukan kondisi  mesin tersebut pada saat beroperasi sehingga dapat  memperkirakan atau menjadwalkan perbaikan secara efisien dan efektif, juga memungkinkan untuk memperbaiki penyebab kerusakan mesin serta mencegah problem yang sama terulang  sebelum terjadi kerusakan. Kerugian yang ditimbulkan oleh perawatan deteksi dini adalah upah pekerja dan biaya penggantian suku cadang harus dikeluarkan setiap saat bila diperlukan.

1.3.5  Perawatan proaktif (Proactive maintenance)
Perawatan ini merupakan pengembangan lanjut dari perawatan deteksi dini, dimana data data kegagalan fungsi yang terekam pada mesin dianalisa dan diambil tindakan untuk perbaikan kondisi operasi mesin sehingga dapat memaksimalkan produktifitas, efisiensi dan umur mesin. Pada perawatan proaktif ini walaupun initial cost nya tinggi tapi biaya perawatan dan operasi (through life cost) rendah.

1.4 Bagan Perawatan Mesin Produksi


1.5  Departemen Organisasi Perawatan

1.5.1  Kegiatan Maintenance
          Berikut merupakan kegiatan-kegiatan perawatan dalam industri, diantaranya:
1.    Inspection, yaitu melakukan pengecekan dengan mengukur, mengamati, mencoba, atau menerka karakteristik mesin. Biasanya Inspection bisa dilaksanakan baik sebelum maupun ketika sedang berlangung maintenance.
2.    Monitoring, yaitu kegiatan pemantauan yang dilakukan secara manual atau otomatis terhadap kondisi actual mesin. Perbedaan inspection dan monitoring adalah pada proses monitoring dilakukan pengevaluasian perubahan parameter. Monitoring biasanya dilakukan ketika mesin sedang beroperasi.
3.    Routine Maintenance, yaitu perawatan regular dan berkala, biasanya tidak memerlukan otorisasi, kualifikasi dan peralatan khusus. Contoh : Cleaning, tightening connection, Checking liquid level dan lubricating.
4.    Overhaul, yaitu sebuah kegiatan yang komprehensif dalam rangka memenuhi standard kehandalan mesin, dan keamanan. Pelaksanaan overhaul dapat dilaksanakan berdasarkan jadwal waktu maupun lama pemakaian.
5.    Rebuilding, yaitu sebuah tindakan dengan membongkar permesinan dengan melakukan perbaikan atau mengganti komponen yang rusak. Tujuannya adalah untuk menambah waktu hidup  dari mesin.
6.    Repair yaitu sebuah tindakan dengan mengembalikan fungsi mesin setelah terjadi kerusakan.

1.5.2 Organisasi Perawatan
Organisasi Perawatan adalah  sebuah manajemen keorganisasian yang berkewajiban untuk mengatur sebuah system untuk bekerja meliputi Sumber daya manusia, Biaya untuk melaksanakan kegiatan perawatan, dan kegiatan perawatan pada permesinannya ( Man, Money, Machine). Organisasi melakukan penugasan terkait dengan perencanaan yang telah dibuat, kemudian membuat sebuah aliran kerja sehingga proses step by step dalam melakukan kegiatan perwatan terarah dan data dengan mudah untuk dipantau. Selanjutnya ada pelaporan terkait hasil kinerja yang telah dilakukan ataupun sesuatu yang sedang terjadi dilapangan. Kemudian organisasi tersebut mengatur untuk mengkomunikasikan kepada pihak yang memang dibutuhkan, untuk  menyelesaikan jika ada suatu permasalahan.
            Tugas dan Kewajiban Organisasi Perawatan :
1.      Menentukan Jenis perawatan
2.      Menentukan tujuan jenis perawatan
3.      Menentukan Ukuran dan struktur organisasi
4.      Menentukan budaya organisasi
5.      Menentukan Cakupan tugas
Dalam pelaksanaannya, organisasi perawatan mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1.      Planning, yaitu merencanakan untuk mengatur standarisasi performa permesinan dan menentukan bagaimana untuk perawatannya kemudian merencanakan untuk pengenmbangannya.
2.      Controlling, yaitu melakukan pengukuran terhadap kegiatan yang dilakukan dan juga metode yang telah dilakukan. Selanjutnya menjadi sebuah data yang akan menjadi bahan untuk di evaluasi.
3.      Organizing, yaitu menciptakan sebuah struktur yang terarah dan mempunyai cakupan kerja yang cukup di masing – masing komponen strukturnya.
4.      Implementing, yaitu melaksanakan seluruh pekerjaan perawatan yang telah direncanakan dan yang telah di tetapkan. Setiap pekerjaan harus sesuai standar, baik standar operasi perawatan maupun standar operasi kerja.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam organisasi perawatan, yaitu :
1.      Otoritas dan pelaporan, yaitu ada kesepakatan antara pembagian tugas masing – masing structural.
2.      Kualitas Kepemimpinan, yaitu kualitas dalam hal manajerial perawatan harus secara cepat, tepat dan tanggap serta mampu untuk ber innovativ.
3.      Insentif, yaitu Memberikan insentif bagi setiap orang yang mampu memberikan kinerja terbaik ataupun bagi setiap orang yang mampu menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi.
4.      Pelatihan, yaitu memberikan pelatihan untuk meningkatnya kompetensi dan karyawan lebih bersifat tanggap sehingga mampu untuk merepair hal-hal yang kecil berpotensi terjadi kerusakan.
5.      Hubungan Industrial, yaitu memiliki hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan penyedia jasa perawatan terkait apa saja jasa yang bias dilakukan perusahaan tersebut. Sehingga kerjasama nantinya tepat, karena sesuai dengan kebutuhan.

1.6  Struktur Dalam Organisasi







Daftar Pustaka

laporan kerja praktek “ Perawatan Mesin “ Nanda Agna Saputra 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar