BAB
11
Upacara bendera…….
Vigo berdiri di barisan paling belakang, ketika barisan
sudah hampir selesai rani yang berdiri
di depan vigo ia pergi ke barisan di samping vigo. Upacara yang di lakukan
secara hikmat, vigo melaksankannya secara tegang, badan bergemetaran. Rasa yang
ingin ia ucapkan, tertahan semuanya. Rani yang sudah berada di sampingnya, di
dalam pikirannya ingin sekali memegang tanganya tapi tak bisa. Selama upacara
berlangsung vigo terus berpikir tentang rani, dan upacara yang telah selesai
walaupun barisan yang telah di bubarkan, vigo ingin tetap berada di samping
rani.
Rani telah menunjukannya kepada vigo, tetap vigo tetap
tidak bisa. Vigo masih teringat pada janji yang telah ia buat kepada mantan
rani. Di kelas vigo masih belum bicara apapun kepada rani sampai akhirnya teman
dekatnya rani bicara kepada vigo “vigo, sampai kapan kamu terus begini? Tidak
bicara dengan rani, sampai tamat sma?” ujarnya. “aku tidak bisa, aku sudah
berjanji pada mantannya kalau aku nggak akan lagi menggangu rani” jawab vigo.
Sahabatnya rani hanya diam mendengar jawaban vigo. Ia
pergi meninggalkan vigo dengan kecewa. Sepertinya sababatnya rani tidak
memeberitahukan kepada rani, dan rani tidak mengetahui perjanjijan yang telah
dibuat oleh vigo. Terkadang rani sengaja duduk di sebelahnya vigo dan terkadang
vigo yang melakukan hal tersebut.
Melihat usaha rani, vigo meninginkan perjanjian tersebut
dibatalkan. Perjanjian tersebut tidak dibatalkan, untuk sementara waktu vigo
tidak menghiraukan perjanjian tersebut. Ia akan memperlihatkan bahwa ia juga
menyukai rani, vigo hanya mau memberitahu bahwa ia juga menyukai rani. setelah
semuanya selesai, vigo tidak lagi mendekati rani.
Sekarang vigo sengaja membuat rani kecewa, vigo merasa
rani tidak sungguh menyukai vigo. Rani sengaja duduk di sebelah vigo ternyata,
ia menyukai temannya vigo. Rani tidak mendekati vigo tetapi, ia mendekati teman
ada dengan vigo.
Vigo telah mengetahui hal tersebut, ternyata vigo hanya
salah faham saja. Vigo meminta maaf kepada rani, vigo hanya menginginkan
semuanya terlihat normal. Ia tidak mau tidak berbicara seperti orang yang
bertengkar. “ran, aku minta maaf” ujar vigo. “iya, sudah aku maafin kok” jawab
rani.
Ini semua sama seperti apa yang dirasakan oleh adi dan
alga, harus dirasakan oleh vigo………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar