BAB 8
Sekolah
vigo tidak sama dengan sekolah pada umumnya, setiap kenaikan kelas sekolah vigo
membagi kembali semuanya . kali ini ia satu kelas dengan sahabat smpnya adi,
dan satu kelas kembali dengan taman kelas sepuluhnya, mia. Beda di waktu kelas
sepuluh, vigo yang jarang mengobrol dengan mia, di kelas XI mia menjadi teman
dekatnya vigo, hanya karena beberapa hal.
Sekarang
vigo kelas XI- ipa 3, hari pertama pelajaran adalah test beberapa soal
matematika yang menurut vigo itu adalah pelajaran yang sulit . vigo sulit untuk
menjawab soal matematika dan bagi teman yang lagi begitu mudah. Sebenarnya vigo
nggak mau masuk jurusan ipa, ia sulit untuk menghitung dan ia lebih mudah
mengahfal. Ia hanya tidak mau orang tuanya kecewa.
“
masih awal pelajaran, yang merasa tidak sanggup masuk ipa diperbolehkan pindah
jurusan ke ips” kata buk dewi. Perkataan
tersebut membuat vigo jadi merasa harus pindah ke ips. Sepulang sekolah ia
meminta kepada orang tua untuk pindah jurusan, dan orang tuanya tidak
memperbolehkan hal tersebut. “ ibu dulu juga begitu, ibu dulu waktu sma jurusan
ipa dan merasa tidak sanggup juga, tapi wali kelas ibu tidak memperbolehkan ibu
pindah jurusan. Wali kelas ibu percaya pada ibu kalau ibu bisa, dan nyatanya
ibu bisa” ibu vigo menasehatinya.
Vigo
mengurungkan niatnya untuk pindah jurusan, walaupun sulit tapi vigo tetap
berada di jurusan ipa.
Kelas
vigo berada di dekat lapangan dan berhadapan dengan kantor kepala sekolah. Hal
tersebut adalah sebuah masalah bagi local vigo, pasalnya kelas vigo yang sekarang
lebih rame dibandingkan kelas yang sebelumnya. Dan kelas vigo sering membuat
kegaduhan .
Setelah
upacara bendera selesai ada jam istirahat sekitar setengah jam, vigo dan
teman-temannya hanya beristirahat di dalam kelas. Setengah jam berlalu karena
tidak ada guru yang masuk, salah seorang teman vigo mengambil gitar, dan
mengajak vigo bernyayi. Walaupun suara vigo yang fals tapi vigo suka sekali bernyayi. Semua teman
vigo ikut bernayanyi juga, melihat kepala sekolah sudah di depan kelas vigo,
semuanya menjadi diam. “ siapa saja tadi yang bernyanyi keras-keras?” Tanya
kepala sekolah, tidak ada satu pun yang mejawab pertanyaan kepala sekolah.
Kepala sekolah bertanya sekali lagi dan tidak ada yang menjawab. Kepala sekolah
menyuruh kelas XI-ipa3 untuk mengambil sebuah kertas, dan mencatat siapa yang
bernyayi dengan suara keras. Hasilnya mia dan sahabatnya yang kena dan di suruh
untuk mengahadap kepala sekolah.
Melihat
rani seperti tidak ada hubungan lagi dengan kakak kelas, vigo kepikiran rani
lagi.Sama seperti alga yang selalu menunggu shinta, vigo menunggu rani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar