BAB 9
Vigo
selelau tidak mempersiapkan dirinya, itu lah vigo. Kalau ia mempersiapkan
semuanya mungki apa yang ia persiapkan tidak akan pernah terjadi. Vigo mencoba
untuk melakukannya sekali lagi, sepulang sekolah ia mengakatakan lagi kepada
rani bahwa ia menyukai rani. Kali ini
dengan modus yang berbeda, vigo mengantarkan tetangganya rani.
Vigo
menuggu di depan rumah rani, “ran, saya suka sama kamu” dengan suara bergetar
vigo mengataknnya. Rani menjawab “ ya, terus?”. Vigo tidak bisa mengulang
katanya lagi, ia sudah gemetaran. Vigo hanya mengulang perkataannya, “ ran,
saya suka sam kamu”, rani juga mengulang perkataannya “ya, terus?”. Karena
percakapan yang hanya sebatas itu, rani pergi meninggalkan vigo.
Tidak
hanya sampai disitu, beberapa hari kemudian vigo menitipkan salamnya kepada
rani melalui teman kelas sepuluhnya. Vigo tak menyangka, satu kelas rani
mengetahuinya. Berita tersebut sampai ke kelas vigo. Hanya mia yang mengetahui
berita tersebut, ini lah awal pertemanan vigo dengan mia, mia menjadi teman
dekatnya vigo.
Vigo
terus mendekati rani, mia sudah menasehati vigo untuk tidak melanjutkannya tetapi
vigo tetap mendekati rani sampai akhirnya pacarnya rani menegaskan untuk tidak
mendekati rani lagi. Vigo tidak dapat melakukan apa-apa lagi, vigo seharusnya mendengarkan perkataan mia. Vigo
melakukan apa yang dia katakan, vigo tidak lagi mendekati rani setelah hari
itu.
Vigo
beruntung teman kelasnya yang sekarang mengahagainya sekali, ia seperti
mempunyai sebuah keluarga di kelas ditambah lagi ada sahabat lamanya. Adi, lia,
yani, widia, deni adalah anggota
keluarga vigo, dan mia teman dekatnya vigo. Semuanya lengkap ada di kelas XI,
vigo sudah tidak memikirkan rani lagi, vigo sudah senang berada di kelas XI.
Vigo
paling suka kalau orang mengahargainya, teman seperti itu lah yang vigo tunggu,
itu sebabnya vigo menganggap teman kelasnya sebagai keluarga.
Setiap
malam hari, semuanya berkumpul di rumahnya widia. Biasanya berkumpul untuk
membahas soal-soal latihan. Hanya vigo dan adi yang sering bertanya, karena
vigo dan adi di kelas tidak serius belajar. Akhirnya pertemuan tersebut hanya
untuk mengajari adi dan vigo. Mereka berkumpul sekitar tiga kali seminggu.
Perkumpulan
tersebut terus berlangsung sampai bulan ramadhan datang, semuanya sudah semakin
dekat. Di bulan puasa, widia mengajak untuk buka bareng. Kegitan buka barengnya
dimulai dari jam 5 sore untuk persiapan bakar ayam. ketika selesai berbuka
mereka melakasanakan solat mgarib berjamaah. Imamnya adi, ketika sujud mau
duduk antara dua sujud, ada sebuah motor dengan knalpot keres lewat bersamaan
dengan adi mengatakan “allahu akbar” , suara adi kalah keras dengan suara
knalpot motor, akibatnya tidak ada yang mendengar. Widia, yani, dan lia sudah
tidak mengikuti imam lagi, mereka sudah tertawa dengan kejadian tersebut, vigo
dan deni sebenarnya juga nggak kedengaran, tetepi karena mereka di belakang adi
mereka masih bisa mengikuti, dan mereka menahan untuk tidak tertawa sampai
solat selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar